![]() |
Hakikat Ilmu Dalam Al-Qur'an |
Phjishonar- Islam memandang bahwa belajar dan pembelajaran atau sering kita sebut dengan pendidikan merupakan persoalan yang pertama dan utama dalam membangun dan memperbaiki kondisi ummat manusia dibumi ini. Ajaran Yang terkandung di dalamnya berupa akidah tauhid, akhlaq mulia, hukum-hukum terhadap sang pencipta dan sesama hamba.
Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan
yang sangat mendasar bagi pembangunan suatu negara, karena pendidikan merupakan
aspek yang turut berkontribusi terhadap suatu peradaban. Maju mundurnya suatu peradaban ditentukan oleh pendidikan.
Dengan demikian, pendidikan adalah kata kunci untuk kemajuan
bangsa. Betapa pentingnya pendidikan, sehingga al-qur‟an menjadi dasar yang
mencakup segala sesuatu untuk dijadikan sebagai pengetahuan. Dalam hal ini
dapat kita cermati pada al-qur‟an surat Al-a‟raf ayat 52 yang artinya: “sungguh
Kami telah mendatangkan kitab (al-qur‟an) kepada mereka, yang Kami jelaskan
atas dasar pengetahuan, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman”.
Dikatakan atas dasar pengetahuan, sebab pendidikan dalam perspektif
filosofis adalah usaha membentuk manusia yang memanusiakan manusia. Artinya
awal mula manusia akan menjadi manusia yang sebenarnya ketika mereka diberikan
pendidikan. Atau dengan kata lain, ada manusia yang tidak menjadi manusia
seutuhnya disebabkan tidak mendapatkan pendidikan. Sementara John Dewey pernah
mengatakan bahwa “education is the process without end” yang artinya pendidikan
itu adalah suatu proses tanpa akhir. Kalimat John Dewey ini bisa difahami bahwa
setiap manusia harus berpendidikan dan pendidikan itu tidak ada waktu habisnya
kecuali jika nyawa sudah tiada.
Hakikat ilmu dalam al-qur’an menekankan penelaah terhadap fenomena-fenomena alam dan insani dengan menggunakan indera dan empiris,juga mengutuhkan penelaahan ini dengan perenungan dan penalaran rasional yang,pada akhirnya,semua itu jatuh dalam rangkulan agama. Dengan memperhatikan kedalaman dimensi keutuhan dari fenomena alam kaitannya dengan kekuatan pencipta,al-qur’an menempatkan ilmu yang diperoleh indera,empiris,akal,iman dan takwa sebagai fasilitas manusia dalam rangka penyempurnaan dan pengembangan diri.
Berikut surat Al Mujadalah ayat 11:
Yang artinya:
"Wahai orang-orang yang
beriman! Apabila dikatakan kepadamu,
"Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah
kamu," maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat)
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa
derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan."
Surah al mujadalah ayat 11 ini juga menyebutkan pentingnya ilmu.
Dalam buku 'Islam Disiplin Ilmu' oleh Amrah Husma, ilmu dalam pandangan Islam
adalah suatu kebutuhan yang harus diraih oleh setiap muslim. Karena dari ilmu
manusia dapat mengetahui hakekat kebenaran. Oleh sebab itu kedudukan ilmu dalam
pandangan Islam menurut ulama berdasarkan Al Quran dan hadits adalah wajib.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA,
Rasulullah bersabda:
Yang artinya:
"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu
muslim."
Keutamaan orang berilmu dan penuntut ilmu:
- Dimuliakan dan diangkat derajatnya oleh Allah sesuai surat Al Mujadalah ayat 11.
- Ilmu dapat sebagai sarana untuk mendekatkan diri dan takut kepada Allah.
- Pahalanya sama dengan jihad fisabilillah.
- Dimudahkan baginya jalan menuju surga
- Lebih mulia dari ahli ibadah.
- Orang yang beribadah dengan dasar ilmu yang benar, lebih dimuliakan oleh Allah daripada ahli ibadah tanpa ilmu. Hal ini sesuai dengan HR Muslim: "Apabila kalian bergegas berangkat menuntut ilmu (mempelajari ayat-ayat Allah) itu lebih tinggi nilainya daripada sholat sunnah seratus rakaat,"
- Dimohon ampunan oleh penduduk langit dan bumi
Tafsir ;
Wahai orang-orang yang beriman, apabila
dikatakan kepadamu, "Berlapang-lapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan,
"Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang[1]orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman untuk mendidik hamba-hamba-Nya
yang beriman seraya memerintahkan kepada mereka agar sebagian dari mereka
bersikap baik kepada sebagian yang lain dalam majelis-majelis pertemuan. Untuk
itu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Wahai orang-orang yang beriman,
apabila dikatakan kepadamu, "Berlapang[1]lapanglah
dalam majelis, " (Al-Mujadilah: 11) Menurut qiraat lain, ada yang
membacanya al[1]majlis; yakni dalam
bentuk tunggal, bukan jamak. maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. (Al-Mujadilah: 11) Demikian itu karena pembalasan
disesuaikan dengan jenis amal perbuatan. Sebagaimana yang telah disebutkan di
dalam hadits shahih: Barang siapa yang membangun sebuah masjid karena Allah,
maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga. Dan di dalam hadits
yang lain disebutkan: Barang siapa yang memberikan kemudahan kepada orang yang
sedang kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan baginya di dunia dan akhirat.
Tafsir ayat ke 114 surah at-taha
Yang Artinya
“Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang
sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur’an sebelum
disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah
kepadaku ilmu pengetahuan.”
Tafsir:
Allah adalah Al-Malik, Maharaja. Dialah Raja yang sesungguhnya,
yang kekuasaan-Nya mutlak , tak terbatas, nan abadi. Adapun raja-raja dunia, maka kekuasaan mereka
fana nan sangat terbatas.
Allah adalah Al-Haqq. Dialah Yang Mahabenar dalam segala-galanya.
Baik firman-Nya, takdir-Nya, kehendak-Nya, syari’at-Nya, dan segala tentangNya
adalah kebenaran. Kelak pada Hari Kiamat, Allah akan berkata,
Yang artinya :
“Akulah Sang
Maharaja! Di mana kah raja-raja bumi itu?!”
Kemudian Allah memerintahkan agar Nabi Muhammad tidak tergesa-gesa
hingga wahyu yang diturunkan kepadanya melalui Jibril selesai disampaikan. Ini
berkaitan dengan ayat lainnya, yaitu,
Yang Artinya :
“Janganlah kamu
gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya.”
(QS.
Al-Qiyamah16)
Pada awal-awal turunnya wahyu, setiap kali
Jibril AS datang menyampaikan wahyu, Nabi Muhammad pun dengan segera dan
terburu-buru mengulangi pengucapan wahyu tersebut, karena beliau khawatir tidak
dapat menghafal wahyu yang disampaikan dengan baik. Maka Allah pun menegur
beliau,dengan berfirman,
Yang artinya :
“Sesungguhnya
Kamilah yang menjamin akan mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai)
membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya
itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya.” (QS. Al[1]Qiyamah:
17-19)
Kemudian Allah menutup ayat di atas dengan firman-Nya,
Yang artinya :
“dan
katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”
Ayat ini jelas sekali menunjukkan kemuliaan ilmu. Setelah Allah menegur
Nabi Muhammad yang tergesa-gesa dalam mengikuti pengucapan Jibril, Allah pun
memberikan petunjuk tentang apa yang harus beliau lakukan, yaitu berdoa dengan
mengucapkan, “Rabbi zidnii ilmaa”.
Tafsir ayat 15 surah an-naml
Berikut Surah
an-naml ayat ke 15 Yang artinya :
Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman".
Tafsir:
Tafsir Al-wajiz/Syaikh Prof.Dr.Wahabah az.zuhaili,pakar fiqih dan
tafsir negeri suriah Allah mengabarkan dia telah memberikan kepada Nabi Dawud
dan anaknya(nabi sulaiman) ilmu yang banyak serta hikamt dan kekuasaan,maka
mereka berdua amalkan ilmu tersebut dan memuji kepada Allah dengan rasa syukur
atas pemulihaan-Nya dan karunia bagi keduanya atas para makhluk di zaman mereka
berdua. Ayat ini menunjukkan atas kemulian ilmmu dan tingginya kedudukan
pemilikinya.